Select Menu

,

,
,

Random Posts

fauzi baim. Diberdayakan oleh Blogger.

Fauzi Baim

Fauzi Baim

PETA LOKASI

VIDIO

Circle Gallery

" });

Shooting

Racing

News



Alhamdulilah bisa duduk dalam acara yang digelar remaja masjid Al-akbar Surabaya dalam tema menjadi hujan.






-
                



   Kemarin tanggal 24-11-2016.
Alhamdulilah bisa hadir sebagai salah satu tamu undangan dalam program Michael Tjandra Luar Biasa yang digelar oleh RTV. Dalam acara itu, saya juga bertemu dengan owner angkot pustaka dari bandung. Sebelum acara dimulai, saya ngobrol dengan pemilik angkot Pustaka diluar studio yang bertempat di kampus IBN ( institut Bisnis Nusantara) jalan DI Panjaitan kav 24 bypass Cawang , dekat kebon nanas. Obrolan saya seputar bagaimana kegiatan angkot pustaka di wilayahnya dan bagaimana dia kepikiran untuk bisa menaruh buku-buku di dalam angkotnya.















   Sebenarnya isteri saya yang punya gagasan untuk menaruh buku-buku di angkot, karena dia Pustakawan di sekolah dan memiliki pengalaman menebarkan buku-buku di daerah kami tuturnya. Tidak hanya itu, dia juga menuturkan bahwa dia juga canggung ketika pertama kali angkot pustaka itu membawa buku. Terkait rasa canggung, saya juga mengalami, ketika membawa buku-buku di gerobak jamu timpal saya. Dia juga tidak menyangka jika kegiatannya akhirnya bisa menjadi perhatian banyak media untuk meliputnya.


    Tidak hanya angkot pustaka, dalam acara itu, saya juga ketemu dengan Kang Maman Suherman yang juga diundang untuk jadi salah satu bintang tamu. Dan luar biasa juga karena hadirnya pengurus yayasan 1001 Buku, pengurus One Indonesia dan ketua Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia. Hadir juga dalam acara itu bang Andy dari Penerbit Rose Book. Acara yang dihadiri orang-orang keren seperti merekalah, yang bagi saya sungguh sangat luarbiasa, sesuai dengan taglinnya. 


   Selepas mengobrol dengan pemilik angkot Pustaka, acara dimulai. Seperti biasa seperti acara-acara keren lainnya. Program talkshow membuat saya rada grogi gimana gitu. Tapi Alhamdulilah, saya bisa menguasai demam panggung seperti ini, dalam hati, ahh sudah sering gak boleh gugup. Itulah sedikit cerita dalam acara tersebut, dan acara ditutup dengan seremonial serah terima buku.
      

   Setelah beberapa minggu libur dari aktifitas jualan rutin, hari ini senin 14 November 2016 mulai berjualan lagi. Seperti halnya yang sudah-sudah, ketika mengawali jualan, tentunya semua bahan baku harus dibeli semua. Dan itu tidaklah dengan biaya yang sedikit. Malam sebelum berjualan kekasihku bertanya, mas apa besok modal kita akan kembali? sekarang jualankan musimnya sepi semua? sembari memblender kunyit. Insya Allah laris jawabku menenangkan. 


   Malam berjalan, kekasihku terlelap bersama sikecil di sampingnya. Diriku diliputi perasaan tak tenang dan gelisah. Duduk dan menghisap sebatang demi sebatang sebagai pengisi waktu agar kantuk segera datang. Ahhh kantukpun tak kunjung datang, akhirnya aku manfaatkan waktu tengah malamku untuk pembuatan jamu atau memasukkan kedalam botol-botol yang tampak mengkilap karena masih gres. Tak terasa jam hanphone sudah menunjukkan pukul 2 pagi lewat, kekasihku mungkin terkejut karena tidak mendapati aku yang seharusnya berada disampingnya. Dia berteriak dengan penuh keromantisan, maas sampean tilem binjeng sadean '' mas silahkan istirahat tidur besok jualan'' ucapnya. Akupun tak kuasa menolak permintaannya dan aku langsung tidur disampingnya, sembari bersembunyi dibalik selimut tebal warna kuning mentah.
    
    Mas-mas sampun subuh, kekasihku membangunkanku. Lalu aku bangun dan  bergegas mengambil wudlu untuk tunaikan sholat subuh berjamaah. Selepas sholat sayapun langsung melanjutkan pekerjaan semalam yang belum tuntas. Sedikit demi sedikit jamu itu saya tuangkan kedalam botol kemasan. Sementara kekasihku membungkusnya diplastik seperempatan, untuk tetangga yang menjualkan sebagaian daganganku.

   
  Pukul 05 47 semua persiapan telah tertunaikan, sayapun pamit seperti biasa pada kekasihku. tapi sebelum itu, dia saya suruh untuk memotret diriku yang berangkat jualan dari belakang. Dengan keyakinan dan rasa optimis yang sangat kuat, saya melajukan motor dengan cepat. Tak berselang lama, tibalah saya di depan pabrik MPI Desa Karangbong gedangan. Melihat karyawan ada yang masuk, hati saya sangat senang. Bismillah saya turun dari sepeda motor.



   Sekitar 20 menit, masih duduk diatas batu seukuran 2x bola basket namun bentuknya agak lonjong. Barulah ada pembeli yang datang. Alhamdulilah dapat penglaris lima ribu. Ibu yang memelarisi daganganku masih belum pergi jauh. Tiba-tiba rombong jamuku roboh dan jatuh keselokan. Untungnya selokan itu tidak ada airnya. Namun karena saya membawa bekal untuk cucian gelas, maka air itulah yang mengenai buku-buku yang ikut jatuh ke selokan. Basah, buku yang kubawa, karet, plastik dan daftar kartu peminjam buku. Aku tenangkan diriku, berusaha bersikap santai dan tidak terlalu terkejut. Ini untuk menutup atau mengurangi rasa malu, karena daganganku telah jatuh. 

      Dua gelas, jadi korban dalam tragedi ini, sudah tak terselamatkan lagi, sementara buku dan barang lain yang basah masih bisa aku bersihkan dengan kain lap yang kubawa. Perlahan aku naikkan rombongku, aku betulkan posisi motorku. lalu buku-buku dan jamu yang berada diselokan aku bersihkan semua. Ini adalah takdir tuhan dan kuasanya, aku tak akan mengutuk atau mensumpah serapah atas apa yang menimpaku barusan. Namun aku harus menerima, mungkin ini adalah sebagian ujian dari tuhan.
 
     Tak selang berapa lama, Alhamdulilah ada lagi pembeli. Total uang yang aku dapat di depan pabrik MPI hanya sepuluh ribu rupiah. Sekitar pukul delapan, karyawan pabrik juga sudah pada masuk, lalu aku putuskan seperti biasa melanjutkan keliling ke kampung-kampung. Ya Allah, lelah menyusuri jalanan, daganganku tidak ada yang beli. Ingat uang modal kulakan yang semalam, bagaimana aku bisa menerangkan pada isteriku, tentang hasil jualan hari ini.

   Sekitar pukul setengah 12, ada teman yang watsap ingin membeli jamuku. Akupun langsung meluncur ke sekolahan tempat dia mengajar. Alhamdulilah, disana aku dapat uang 50 ribu. Ngobrol kanan dan kiri, tentang buku dan jamu, tak terasa waktu sudah menunjuk angka satu. Mau tidak mau aku harus cepat pulang, karena tidak biasanya aku pulang diatas jam dua belas. Lngit mendung yang siap menumpahkan air kenikmatannya, aku terjang saja, berharap sudah bisa sampai dirumah sebelum air turun.

    Baru sekitar limaratus meter dari sekolah tempat temanku mengajar tadi, langit telah mencurahkan airnya. Aku lajukan motorku dengan cepat, berharap bisa dapat tempat berteduh untuk menyelamatkan buku-buku yang ada digerobak jamuku. Hidup tidaklah bisa selalu mendapatkan apa yang diharap. Air hujan kian deras, aku baru mendapatkan tempat berteduh di tempat cucian motor. Alhamdulilah, walau bajuku radak basah, dan sebagian buku yang diatasnya juga basah, rada tenag udah dapat tempat berteduh yang nyaman, setidaknya di tempat berteduh ini, juga menjual kopi yang bisa menghangatkan tubuhku.

    Angin bertiup kencang dan hujannya semakin deras. Arah angin yang membawa hujan juga mengenai buku-bukuku. Aku tak berdaya, karena tak mungkin aku mendapatkan penutup untuk menyelamatkan buku-buku tersebut. Menangis dalam hati, iya, aku menangis. Cengeng juga diriku. Padahal sebagai lelaki, aku gak boleh nangis, tapi untungnya tak ada orang yang berteduh sepertiku yang melihat ketika aku menangis meratapi buku-buku yang basah.

    Adzan ashar sudah berkumandang, hujan reda setelahnya. Aku bergegas untuk pulang. Cacing dalam perut sudah berteriak-teriak minta hidangan, maklum, seharian dia hanya kemasukan kopi dan es pemberian satpam di sekolah temanku tadi. Serasa mau pingsan, perut melilit sakit, maahku kambuh kayaknya. Tak lupa aku ambil uang selembar seratus ribu di Atm, ini akan aku berikan pada isteriku, aku gak tega jika harus mengatakan jualan pertama sangatlah sepi. Aku berbohong ya aku berbohong dan itu memang sering aku lakukan ketika jualan sepi. Karena aku hanya tidak tega melihat isteriku tampak sedih, melihat aku pulang bawa uang sedikit. Aku berharap, dengan uang ini dia bisa tersenyum dan tidak lelah dalam memproduksi jamu yang dibuatnya dengan penuh cinta dan doa kesembuhan untuk para pembelinya.

   Setiba dirumah, aku langsung minum segelas air hangat dan melanjutkan mandi. 

Itulah sebagian kisah, yang sering aku alami.@ fauzi penjual jamu

      









  Alhamdulilah, kemarin tanggal 30 Oktober 2016 bisa bergabung bersama mereka dalam satu ruangan. Suasana riuh dan tepuk tangan ketika saya ucapkan ayo beri tepuk tangan. Senang, bisa bertemu beberapa mahasiswa dan dosen yang aktif mengikuti acara sekolah literasi gratis ini dengan seksama. Sekolah yang di inisiasi Oleh Dr. Sutejo, M. Hum ini memang benar-benar keren.



Acara semacam ini, bisa di duplikasi untuk digelar di berbagai daerah. Namun realitanya memang tidaklah mudah. Butuh orang-orang yang kuat seperti dia. Saya hanya bisa berbagi cerita tentang apa yang sudah saya lakukan, seputar literasi dan gerakan sak iki jamane moco. Alhamdulilah acara ini benar-benar lancar, sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya hanya bisa ucapkan terimakasih kepada bapak sutejo dan rekan-rekan mahasiswa serta dosen IKIP PGRI PONOROGO.

TERIMAKASIH SALAM LITERASI

   

Hari libur bukan berarti berhenti beraktivitas. Karena hari libur, aktivitas untuk mengembangkan skill pun semangat mereka jalani karena kecintaan mereka dengan belajar. Minggu pagi, Mobile Books Collection Indonesia (MBC Indonesia) melangsungkan salah satu programnya, yakni Anjangsana. Program berkunjung ke yayasan atau komunitas untuk berbagi kebahagiaan dan inspirasi.

Bekerjasama dengan perpustakaan Taman Ilmu Masyarakat (PERPUSTIM), Sukorejo Sidoarjo Jawa Timur, tim MBC Indonesia datang dengan penuh semangat di kelas karakter, program dari PERPUSTIM yang berlangsung setiap minggu pagi bagi anak anak disekitar. Ide yang cemerlang dari sosok Pak Fauzi selaku founder PERPUSTIM Sidoarjo, yang semangat menggerakkan literasi melalui buku.

Dalam kelas karakter ini hampir tidak ada satu anak pun yang tidak suka membaca. Semua suka membaca buku. Yang paling menarik, setiap anak sudah manyadari betapa pentingnya membaca untuk mereka tau dunia dalam satu genggaman, membaca.

11 anak dengan mimpi mimpi besar itu semangat menuliskan mimpinya dalam kertas dengan dampingan tim MBC Indonesia, Anifa, Ratih dan Vidy. Selain menuliskan mimpi, merka juga diminta untuk menuliskan alasan apa yang mendorong mereka untuk mewujudkan mimpi itu. Menuliskan mimpi dan alasannya dikertas masing masing ini bertujuan agar mereka tetap bisa membaca mimpinya, dan menjadi semangat untuk mewujudkannya setelah membaca alasan memilih cita cita itu yang juga tertulis dalam kertas.

Di kelas karakter ini, Pak Fauzi sangat terbuka bagi siapapun pemuda/dewasa, siswa, mahasiwa , profesional yang terketuk hatinya untuk berbagi di kelas karakter setiap minggu pagi bersama anak anak pejuang mimpi ini. Sebab disadari atau tidak, masih banyak manusia apatis disekitar kita. Untuk itu berkoar mengajak orang untuk peduli rasanya susah susah gampang, untuk itu solusi terbaik adalah dimulai dari diri sendiri untuk peduli, hingga mengetuk hati orang lain untuk bergerak memberikan kontribusi materi maupun non materi.


Untuk datang langsung melihat kondisi PERPUSTIM Sidoarjo, bisa langsung mencari di mesin pencarian google, karena akan muncul peta lokasi yang mudahkan untuk menuju lokasinya. Sedikit kutipan dari Pak Fauzi, yang juga pernah meramaikan panggung Kick Andy “ Orang pintar dan kaya itu banyak. Tapi kita butuh orang yang peduli dan mau beraksi”.  (Nif)
    Berawal dari rumah mungil yang berlantaikan tanah dan tidak berpintu. Datanglah tiga orang anak yang menuntut ilmu agama '' mengaji''. Dari awal tahun 2009 itulah mulai berdatangan anak-anak bersama teman-temannya, kian hari kian banyak. Dengan beralaskan tikar yang digelar diatas tanah, mereka mengaji dengan riang dan seksama. Walaupun kadang-kadang mengajinya diliburkan ketika hujan datang, maklum kondisi ketika hujan air bebas masuk kedalam rumah, dan bisa dipastikan ada genangan didalam. Itulah yang menyebabkan mereka libur mengaji.

   Jika mengingat masa itu, seakan kehidupan kami tak akan pernah berubah, rumah itu masih sama berlantai tanah dan tak berpintu. Begitupun kala hujan, kami harus mengungsi tidur di dapur, karena air hujan bisa masuk ke kamar ketika hembusan angin begitu kencang. Masa-masa yang tak akan pernah kembali, dan kita hanya bisa mengenangnya.

   Tahun 2011 sekitar bulan sebelas, dengan memanfaatkan bekas Poliklinik Desa Perpustakaan mini saya dirikan. Bermodalkan sekitar 37 eksemplar dan papan bekas ngecor pemberian ibu Mulyati saya merangkainya menjadi rak. Buku kutata serapi mungkin dan anak-anak ku panggil untuk membacanya. Naif dan konyol juga, senekat itu saya mengawali mendirikan perpustakaan. Jadi jangan pandang yang sekarang, tapi pandanglah proses yang sudah saya lakukan.

   Bimbel, sebagai program kegiatan penopang perpustakaan di dirikan tahun 2012 dengan bantuan para relawan, Nikmah Chomsari, Abiyoso, Riyanto dan Inge vie. Bimbingan belajar ini berlangsung dua tahun dengan market sasaran anak-anak sekitar perpustakaan. Terutama mereka-mereka yang kelas 5 dan 6 Sd. Mereka para guru sekaligus relawan yang patut diacungi jempol, tak kenal lelah, panas dan hujan, dengan tulus mengajari anak-anak berbagai macam ilmu, sesuai dengan kemampuan mereka. Merekalah yang patut diapresiasi atas ketulusan dan pengabdianya kepada gerakan literasi ini.

   Selama dua tahun, mereka mengawal dan mendampingi serta mewujudkan impian saya tentang konsep pendidikan gratis. Dan ketika mulai tahun ajaran ketiga, karena mereka memiliki aktifitas pekerjaan lain yang kebetulan tidak bisa ditinggalkan, dan saya masih belum bisa menemukan penggan ti atau orang-orang seperti mereka. Akhirnya Bimbel tersebut ditiadakan, walau banyak yang bertanya kapan ada bimbel lagi.

   Pendidikan, seebenarnya tidak harus semacam pendidikan formal '' sekolah'' melainkan dimanapun tempat kita berada, banyak sekali pendidkan yang dapat kita petik dan ambil manfaatnya. Berbicara pendidikan saya juga harus berterimakasih pada lembaga PNPM/LKM SUKOREJO GUYUB MAKARYO yang telah mengadakan pelatihan komputer dan menghibahkan tiga unit pc beserta internet sebagai alat pembelajaran dan pendukung perkembangan perpustakaan yang memiliki keterbatasan dalam hal koleksi. Tahun 2012, saya baru menyentuh yang disebut dengan Pc. Saya banyak belajar secara otodidak dengan panduan buku-buku dan internet.

   Belajar secara mandiri atau otodidak, memiliki banyak keseruan yang tidak akan pernah kita dapatkan dibangku sekolah. Contoh bagaimana kita bisa mengenal world dan bagaimana kita bisa mengetahui berapa jumlah karakter yang sudah kita ketikkan di world. Banyak hal yang bisa kita dapatkan. Tidak cukup itu saja, namanya orang belajar dari buku sering tertipu dengan buku-buku yang sudah tidak kompatibel dengan teknologi yang ada. Saya sering dapat buku-buku sumbangan tentang komputer dan bukunya masih baru bersegel, tapi ketika diaplikasikan, buku ini merupakan teknologi yang sudah lewat. Jadi gak ada di piranti lunak saya. Namun saya sarankan untuk anda, jangan takut gagal untuk belajar sendiri, karena jika anda menemui kegagalan, itu hanya proses yang akan membuat anda menjadi bisa dan tau. Jadi berbahagialah dengan proses yang anda lalui.

     Belajar mandiri dengan bantuan buku dan google telah mengantarkan saya pada pengetahuan yang luas. Bagaimana jejaring dimedia internet, belajar proses editing dan memanfaatkan internet untuk mengabarkan pada dunia yang lebih luas. Semenjak itulah saya menyadari bahwa internet bisa membawa seseorang pada kehidupan yang lebih besar. Toh dengan adanya internet itu, ketika tahun 2012 saya mendapatkan bantuan teman dari luar negeri atau Tkw taiwan, dia menyumbangkan sebagian rezekinya untuk membeli cat dinding, perlengkapan listrik dll. Jadi jangan ragu untuk belajar internet.

Internet, itu ibarat dua mata pisau yang sama tajamnya, jadi kita harus berhati dalam menggunakanya. Karena jika kita tidak berhati hati atau memanfaatkanya dengan bijak, pisau itu bisa melukai diri kita sendiri.


TATA MOTORS INSPIRAKSI

 Tahun 2013, saya lupa kapan pastinya. Saya like salah satu fanpage Tata Motors yang dimana disitu ada lomba ide kreatif dengan tema ''Hati tergerak Tangan Bergerak'' sayapun mencoba mengikuti lomba tersebut, iseng-iseng berhadiah. Seperti halnya ratusan peserta lain, saya mengikuti proses yang harus menjadi persaratan lomba tersebut. dan yang saya ikutkan dalam lomba tersebut yaitu program BMW-PK buku masuk warung dan pos kamling. Adapun seperti apa program yang saya ikutkan, akan saya tuliskan di bawah. Dan ini saya ucapkan terimakasih pada teman saya Riyanto, yang telah menyusunnya menjadi kata-kata yang baik dalam sebuah bahasa tulis. 


A. Latar Belakang
a. Secara umum tingkat baca masyarakat kita sangat rendah.
- Prosentase minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,01 persen. Artinya dalam 10.000 orang hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca.
- Tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen dan Singapura 55 persen,
- Tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia.
- Tercatat tahun 2011 produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal.
- Di Thailand, hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku (1969-1972). Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975). Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang.
b. Semua pihak harus bergerak untuk mengampanyekan budaya gemar membaca di kalangan masyarakat. Masyarakat perlu digugah kesadarannya agar meluangkan waktu untuk membaca buku sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Selama ini pemerintah, swasta dan aktivis LSM sudah berupaya
- Mendirikan taman baca-taman baca di tempat yang bisa dijangkau masyarakat.
- Perpustakaan daerah menggalakkan mobil keliling yang bisa menjangkau daerah-daerah yang kurang fasilitas dan minat bacanya.
d. Namun, selama ini hasilnya belum maksimal.
- Masyarakat masih sedikit yang mendatangi taman bacaan dan mobil keliling.
- Alasannya bermacam-macam adanya karena malu, malas, jaraknya masih terlalu jauh, dan tak punya waktu luang.
e. Masih membutuhkan upaya yang lebih keras dan inovatif untuk mendekatkan jarak lagi anatara masyarakat/publik dengan buku.
- Masih perlu kiat agar orang tak susah payah untuk mendapatkan fasilitas bacaan.
- Harus membuat strategi agar buku mudah diakses dan membuat masyarakat tertarik dengan buku,
f. Beberapa pihak sudah mengembangkan jemput bola dengan menyediakan fasilitas buku bacaan di salon, restoran, bandara, rumah sakit, klinik, kantor swasta/pemerintah dan tempat pelayanan publik lainnya. Namun, upaya itu hanya menyentuh kalangan atas secara ekonomi maupun pendidikan.
- Masyarakat kelas bawah belum menikmati fasilitas seperti itu.
g. Sampai detik ini belum ada buku bacaan (yang dikelola dengan baik) masuk ke warung kopi, warung nasi, warung jajan, pos kamling, dan tempat-tempat yang selalu didatangi masyarakat kecil.
h. Kalau kita mau berfikir lebih mendalam warung dan pos kamling adalah tempat strategis yang efektif dan efisien untuk menggalakkan budaya membaca.
i. Alasannya kenapa harus warung adalah sebagai berikut
- pertama, warung selalu dikunjungi setiap hari oleh masyarakat baik pagi, siang, atau malam.
- Kedua, warung memiliki tempat yang relatif nyaman untuk membaca buku sebab sudah ada fasilitas meja dan kursi.
- Ketiga, warung sudah memiliki bangunan minimal semi permanen yang bisa melindungi buku dari hujan dan panas.
- Keempat, warung sebenarnya juga membutuhkan bahan bacaan. Sebab, berdasarkan survey kami, warung yang ada fasilitas bacaannya lebih ramai daripada yang tidak ada bacaannya. Pengunjung datang ke warung tidak sekedar menikmati makanan tapi juga ingin membaca. Jadi akan ada sismbiosis mutualisme antara pemilik warung dengan pemilik buku.
- Kelima, pengunjung memiliki waktu luang (ada waktu kosong) untuk membaca buku. Waktu kosong itu saat menunggu dilayani, selesasi makan, menunggu antri bayar. Jadi orang tak perlu menyisihkan waktu secara khusus untuk membaca. Istilahnya sambil menyelam minum air.
- Keenam, karena ada simbiosis mutualisme maka pemilik warung pun akan merasa ikut memiliki buku itu (sense of belonging) sehingga diharapkan pemilik juga akan menjaga keberadaan buku itu.
j. Selanjutnya mengapa harus pos kamling,
- alasannya hampir sama dengan warung tapi segmennya yang berbeda.
- Segmen pos kamling adalah untuk laki-laki dan waktunya malam hari.
- Biasanya orang yang ada di pos kamling hanya duduk sambil menghabiskan waktu malam. Selama menghabiskan waktu itu mereka melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat dan cendrung sia-sia seperti ngerumpi, main gaple, main catur, dan hal-lal lain.
- Oleh karena itu mereka sebenarnya butuh alternatif untuk mengisi waktu tersebut. Dan, buku adalah alternatif terbaik bagi mereka.
k. Perlu dipahami juga bahwa untuk menjalankan program Buku Masuk Warung dan Pos Kamling ini sederhana dan tidak ruwet.
- Tidak membutuhkan dana yang besar
- Bisa dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok
- Bisa dilaksanakan kapan saja
- Yang dibutuhkan adalah komitmen, kemauan, dan kepedulian

B. Nama Ide
Ide ini bernama : Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMW PK (Buku Masuk Warung dan Pos Kamling)

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan ide ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi wahana atau tempat dan fasilitas buku bacaan yang mudah dan murah untuk diakses masyarakat khususnya kelas bawah.
b. Memberikan alternatif kepada masyarakat untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bermanfaat
c. Meningkatkan minat baca masyarakat/membudayakan membaca


D. Manfaat Ide
Manfaat Ide adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat akan mudah mengakses buku bacaan yang bermanfaat sesuai dengan minat dan kebutuhannya
b. Masyarakat mendapat alternatif untuk mengisi kekosongan waktunya
c. Tingkat baca masyarakat akan meningkat

E. Teknis Pelaksanaan
Berikut ini teknis pelaksanaan ide ini
1. Relawan BMW PK mendata warung dan pos kamling yang akan jadi sasaran
2. Kriteria warung yang layak jadi sasaran adalah
a. pemiliknya memiliki karakter yang baik dan goddwill terhadap program BWK PK sebab tak semua pemilik warung kooperatif
b. kondisi warung permanen/semi permanen. Setidaknya terlindung dari hujan agar buku tetap dalam kondisi yang baik
c. memiliki pengunjung yang relatif banyak dan tetap. Ini hanya prioritas jika relawan memiliki keterbatasan buku
3. Relawan BMW PK mendatangi pemilik warung dan menjelaskan program BMW PK. Penjelasan harus persuasive dan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh pemilik warung (disesuaikan dengan tingkat pendidikannya)
4. Relawan BMW PK membuat persetujuan dan kesepakatan bersama dengan pemilik warung yang meliputi hak dan kewajiban kedua belah pihak berkaitan dengan program BMW PK. Kesepakatan dan persetujuan jangan terlalu formal dan mengikat sebab pemilik bisa menolak jika terkesan program BMW PK ruwet.
5. Relawan mendata secara umum pengunjung untuk menentukan jenis buku yang tepat untuk ditempatkan di warung .
6. Jenis buku yang akan ditempatkan di warung disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan kesenangan/hobby pengunjung warung
7. Relawan BMW PK menyiapakan tempat untuk mendisplay buku agar terjaga dan kelihatan rapi
8. Tempat buku bisa berupa rak, kardus, plastik, dan wadah lainnya
9. Tempat buku dibuat semenarik mungkin agar orang tertarik untuk membaca bukunya
10. Buku diberi stiker dengan tulisan “Untuk dibaca di tempat. Jangan di Bawa Pulang”
11. Relawan BMW PK mengecek kelengkapan buku( lengkap atau tidak), dan mengganti buku secara berkala minimal seminggu sekali.
12. Untuk mengetahui minat pengunjung disediakan form pesanan buku yang diisi oleh pengunjung warung
13. Untuk mengetahui jumlah pembaca disediakan alat tulis dan buku daftar pembaca buku untuk diisi pengunjung
14. Untuk memotivasi dan menarik pengunjung agar mau membaca buku, secara berkala bisa dilakukan promosi dengan mengadakan kuis seputar pengetahuan yang ada dalam buku. Yang benar akan mendapatkan hadiah, misal discount 500 sd 1000 atau bonus camilan senilai Rp 500 sd Rp 1.000 di warung tersebut. Jadi tetap bisa saling menguntungkan dengan pemilik warung.
15. Untuk menyiasati keterbatasan buku maka relawan BMW PK bisa menggilir buku dari warung/pos satu ke warung/ yang lainnya.

F. Tahapan Yang Perlu Dilaksanakan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Evaluasi

G. Pendanaan
Untuk melaksanakan ide ini dibutuhkan dana untuk :
- pengadaan buku bacaan
- pengadaan tempat buku bacaan
- pengadaan atk
Adapun sumber dananya bisa berasal dari
1. dana alokasi pemerintah desa untuk perpustakaan desa
2. Sumbangan masyarakat kelompok/perorangan
3. Sumbangan CSR lembaga/instansi/perusahaan milik negara/swasta
4. Sumbangan lain yang tidak mengikat
Besarnya dana sangat tergantung dari jumlah warung atau pos kamling yang dicover.

H. Sumber Buku
Agar efisien dalam pendanaan maka untuk pengadaan tak harus membeli tapi buku bisa diambil dari beberapa sumber berikut ini.
1. Sumbangan Perpustakaan Daerah
2. Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan
3. Sumbangan dari CSR Pihak lembaga/instansi/perusahaan pemerintah/swasta,
4. Sumbangan dari masyarakat kelompok/perorangan

I. PELAKSANA IDE
Ide ini bisa dilaksanakan secara perseorangan maupun secara kelompok. Intinya dibutuhkan relawanyang bisa berasal dari :
1. Pengurus Perpustakaan baik perpustakaan daerah, perpustakaan desa, rumah baca/taman baca.
2. Anggota BKM/LKM/KSM dan relawan pemberdayaan masyarakat yang ada di hampir setiap desa/kelurahan
3. Pengurus dan Anggota Karang Taruna desa/kelurahan
4. Relawan lainnya yang memiliki kepedulian kepada masyarakat

J. Waktu Pelasanaan
Ide ini bisa dilaksanakan kapan saja.

K. Penutup
Demikian proposal ide ini sebagai bahan pertimbangan dewan juri. Semoga ide ini bisa terlaksana sehingga tingkat baca masyarakat bisa ditingkatkan. Cita-cita untuk mencerdaskan masyarakat bisa tercapai.
    

   Itulah sedikit ulasan tentang apa itu BMW-PK. dan alhamdulilah program yang sudah berjalan itu, menjadi salah satu yang lolos kedalam penjaringan 30 besar. Dari 30 besar ada tahap vote untuk bisa lolos menjadi 10 besar dan alhamdulilah, kita juga masih bisa lolos hingga menjadi salah satu dari tiga orang yang keluar dalam event lomba tersebut.

       Berada di panggung, bersama dua orang pemenang lainnya menjadikan saya merasa ini merupakan anugrah tuhan yang sangat besar dan bisa membawa perubahan yang draktis pada kehidupan saya. Betapa tidak, ini merupakan pertama kalinya saya menjuarai salah satu event yang sangat besar, dari internet. Saya sangat senang, seakan gaji perjuangan di turunkan langsung oleh tuhan. Hal ini sebelumnya tidak pernah saya sangka, jika saya bisa menyisihkan dan melalui jika melihat jumlah peserta yang mencapai ratusan.

     Tiga bulan berselang setelah acara dipanggung. Rumah saya yang dulunya berlantai tanah, direnovasi dan dibangun sesuai keinginan saya. Seakan berada di dalam alam mimpi, tapi ini benar-benar kehidupan realita. Betapa saya dan isteri merasa bersukur. Karena rumah yang sudah kita tempati selama enam tahun, masih berlantai tanah, tiba-tiba berubah menjadi rumah yang nyaman, ber Ac. Begitupun perlengkapan perpustakaan serta buku-buku, kita dapat bantuan banyak dari perusahaan Tata tersebut yang dimana bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.

    Tidak hanya itu, kita juga diberi Roda tiga modifikasi guna perpustakaan keliling. Ini begitu keren dan sangat menakjubkan bagi saya, karena hampir uang 30 jt untuk pengadaan motor roda tiga modifikasi tersebut. Dan tentunya tidak semua perpustakaan seperti yang kita kelola ini bisa memiliki moda perpustakaan keliling seperti apa yang kita miliki.

     Saya memanfaatkan moda tersebut untuk keliling berjualan jamu, dengan harapan bisa sekaligus membawa bahan bacaan buku yang lebih banyak, karena sebelumnya juga saya sudah membawa buku-buku untuk dilayankan kepada pelanggan jamu saya. Namun tidak sampai satu bulan saya keliling jualan menggunakan moda tersebut, ternyata biaya bensinnya terlalu besar, dan akhirnya saya putuskan kembali menggunakan gerobak jamu seperti biasanya agar biaya transportasinya tidak terlalu besar.

   Dan saya memanfaatkan roda tiga tersebut untuk keliling ketika hari minggu saja di alun-alun Sidoarjo atau ketika ada permintaan dari Panti Asuhan dan Tpq. Intinya hanya ke alun alun dan melayani permintaan saja. Ini karena keterbatasan anggaran yang saya miliki, karena sampai tahun 2016 kita masih belum dicaver oleh pemerintah dan pihak manapun, jadi kegiatan kita sifatnya swadaya. Berjalan ketika ada donatur dan rezeki lebih, ini berlaku untuk semua kegiatan yang ada di perpustakaan.

    
LIPUTAN TELEVISI


      Awal kali diliput media televisi, tentunya saya juga merasa sangat senang. Ini karena baru pertama dan apalagi saya yang hanya kesehariannya berprofesi sebagai penjual jamu saja. Adapun media televisi yang meliput yaitu Net. Bermula dari liputan inilah, akhirnya beruntun media televisi yang lainnya ikutan meliput. Alhasil saya sering nongol di televisi. Entah dalam tayangan berita maupun dokumenter. 

    Adapun yang liputan dokumenter yang pertama yaitu tv metro dengan program Eagle dokumentari dengan tagline judul ksatria pustaka. Untuk yang tayang diberita, memang singkat, karena tayangannya hanya sekitar 3 menit. Ini berbeda dengan liputan dokumenter yang durasinya bisa panjang bahkan sampai 26 menit. Jadi bisa masuk televisi untuk mempublikasikan kegiatan itu sudah luar biasa, karena ibarat iklan, kita sudah harus membayar berapa juta? dan itu semua gratis untuk iklan atau publikasi kegiatan kita. Dan ketika habis tayang di televisi pastinya ada orang yang peduli dan tergerak untuk ambil andil walau sekadar mendonasikan buku bacaannya.

     Tidak cukup sampai disitu, Perpustakaan kita juga pernah dipake I news tv untuk siaran live dari Perpustakaan kita. Dan saya baru tau rasanya, siaran live dengan tunda itu jauh banget perbedaannya. Jika live, semua harus baik, karena tidak bisa diulang. Berbeda banget dengan tayangan tunda, atau siaran tidak langsung, pengambilan gambar bisa berulang-ulang untuk mendapatkan sudut pengambilan yang bagus. Kalo live ya apa yang diambil, yaitulah yang tampil di televisi.
    
    Adapun program yang agak panjang dan kita pernah tampil didalamnya yaitu program Eagle dokumentari Metro Tv, Majalah pagi Tv One, Program Ummat Trans Tv. Cnn Indonesia, dan Kick Andy metro tv. Untuk pengambilan gambar, khusunya dokumenter biasanya sekitar tiga hari. Mungkin ini dikarenakan lamanya durasi yang akan ditampilkan di televisi. Jadi dengan adanya liputan dari media televisi ini akan membawa kemanfaatan yang sangat banyak bagi kegiatan pengembangan budaya baca.

      Dari sekian pengalaman tampil dimedia televisi yang paling berkesan yaitu program Kick Andy goto kampus dengan tagline ''kita muda kita peduli''. Kalo untuk pengambilan gambar dilokasi, maupun dokumenter waktu menebar budaya baca, itu hampir sama dengan dokumenter lainnya. Namun yang membuat berkesan yaitu saya bisa berdiri diatas panggung yang megah, bertemu dengan band ternama Shaggydog, Atis muda Ciki fawzi dan tentunya Andy F Noya.

       Berdiri dipanggung dihadapan sekitar 3000 penonton bagi saya yang baru pertama kali, apalagi acara ini digelar di universitas negeri jogjakarta sunguh sangatlah keren. Apalagi jamu dagangan saya juga ikutannaik diatas panggung. Dari sekian rentetan pengalaman, acara semacam ini ternyata perlu latihan juga, sehari ketika acara esok akan dimulai. Latihan dengan naikkan sepeda motor, pertama hampir jatuh, kedua ketiga lancar dan alhamdulilah pas acara saya melakukannya dengan baik.

      Ketika bang andi memanggil marilah kita hadirkan sosk pemuda inspiratif, sepeda motor saya melaju dengan santai dan radak gerogi jugasih. dengan sedikit senyuman saya, mata memandang dihadapan penonton yang ribuan. Mata saya terbelalak, beginikah rasanya berdiri diatas panggung bersama orang-orang keren dan besar lainnya.

Selepas acara, plong dan lega rasanya, apa yang saya takutkan yaitu jatuh dari atas pangung ketika menaikkan motor tidak terjadi. Semua berjalan lancar Alhamdulilah inilah salah satu anugrah tuhan yang Esa.


    PUBLIKASI



      Publikasi merupakan salah satu aktifitas penting yang tidak boleh dilupakan, baik perusahaan atau orang-orang yang bergerak dibidang jasa. Apalagi kita yang berkutat di dunia buku dan berupaya untuk menggerakan masyarakat yang lebih banyak. Publikasi memiliki peranan penting, karena dengan publikasi, segala kegiatan sosial kita bisa diketahui banyak orang. Dan ketika orang lain tau, mereka akan turut ambil peran sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Seperti yang saya sampaikan pada bab awal.
   
     Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mempublikasikan kegiatan kita, bisa melalui media sosial, internet, media cetak atau bahkan televisi. Publikasi lebih tepatnya ditujukan untuk menyasar orang-orang yang diluar jangkauan kita. Dibawah akan saya ulas tentang sedikit pengalaman saya sehubungan dengan publikasi.

MEDIA SOSIAL.

     Pertama kali, saya mempublikasikan kegiatan saya ''Perpustakaan'' tentunya di media sosial. Mengapa demikian, karena media sosial salah satu sarana yang bisa dijadikan ajang mengabarkan kegiatan kita kepada teman-teman kita. Saat itu, akun media sosial yang saya gunakan adalah Facebook. Dari situlah ada seorang Tkw yang peduli dan menanggapi postingan saya dan akhirnya mendonasikan sebagian rezekinya. Ada juga yang mendonasikan aneka buku bacaan, padahal mereka semua sebelumnya sama sekali tidak mengenal saya di dunia nyata.

     Saya sangat menyarankan kepada teman-teman semua yang ingin kegiatannya diketahui orang banyak, rajinlah posting tentang kegiatan anda di media sosial. Karena dengan semakin sering dan aktif kita memposting kegiatan kita, ini secara otomatis menandakan bahwa kita sangat serius dalam kegiatan yang kita jalankan. Dan tentunya jika sudah demikian akan banyak orang yang peduli atau mendonasikan buku-buku kepada anda untuk di jadikan tambahan koleksi bahan bacaan Perpustakaan anda.

     Masih saya ingat dengan jelas, bagaimana susahnya pertama kali harus membeli buku bekas untuk tambahan koleksi. Tapi semua itu hanya diawal saja, untuk tahun-tahun berikutnya saya sudah tidak lagi membeli buku bacaan. Semua buku saya dapatkan sebagian besarnya bersumber dari media sosial. Hal ini juga sering saya sampaikan kepada teman-teman pengelola perpustakaan yang ingin koleksinya bertambah, ayo terjun ke media sosial disana banyak orang-orang peduli dan banyak link-link tempat mencari bantuan buku.

    Orang yang rajin posting kegiatan, kelihatan lebih maju dan kegiatannya lebih hidup dan koleksi bukunya rata-rata banyak. Ini berbeda dengan orang-orang yang tidak pernah memposting kegiatan di sosial media, koleksi buku mereka cenderung berkurang. Berkurangnya koleksi ini disebabkan oleh para peminjam yang tidak mengembalikan bukunya, atau malah rusak karena seringnya dibaca. Sedangkan mereka sangat jarang mengadakan pengadaan untuk tambahan koleksi. Berdasarkan pengalaman saya terhadap perpustakaan binaan saya, mereka yang tidak memiliki akun media sosial, mereka tidak pernah dapat bantuan buku dari luar, sedangkan untuk jalan ofline mereka juga tidak tau proposal mereka akan dikirimkan kemana.

Asoka penggerak ontel pustaka, salah satu binaan saya, dia kenal dengan saya melalui akun facebook. Dia mengutarakan keinginannya untuk membuat Perpustakaan mini, dan kita sepakat untuk kerjasama. Dengan modal buku hibah dari saya 100 eksemplar dan pinjaman 100 eksemplar pula. Belum ada setengah tahun, dari dia mengawali ontel pustakanya, koleksinya sudah menjadi sekitar 1000 eksemplar. Ini disebabkan dia yang rajin memposting aksi pustakanya. Berbeda dengan ismi, wanita yang tidak memiliki akun media sosial, koleksi bukunya cenderung berkurang padahal saya melakukan hal yang sama seperti apa yang sudah saya lakukan pada asoka. Dan ini menandakan bahwa media sosial sangat memberikan pengaruh pada kegiatan kita.


INTERNET

    Internet yang saya maksudkan disini yaitu Blogger. Jadi kita juga harus bisa membuat blog atau website yang ibaratnya rumah kita di internet yang bisa dikunjungi orang sewaktu-waktu. Bahkan kala kita tidurpun, masih ada juga yang mengunjunginya. Kenapa saya sarankan untuk membangun rumah di internet, karena sekarang hampir semua orang ketika ingin mencari atau mengetahui sesuatu, mereka kebanyakan mencarinya di internet. Jadi secara otomais kita juga harus menyediakan apa yang mereka cari dengan harapan bisa menemukan rumah kita '' Rumah Internet''.

      Di zaman seperti sekarang, internet sudah menjadi satu kebutuhan mendasar. Jadi kita juga harus bisa menjadi pemenuh atau pemasok atas apa yang orang lain butuhkan, yaitu memberikan informasi seputar kegiatan kita. Internet juga bisa menjadi salah satu sarana publikasi yang bisa diandalkan. Karena penyebaranya yang sangat luas dan bisa diakses oleh orang diseluruh dunia. Jadi memiliki rumah Internet akan sangat membantu kita.

    Untuk anda yang belum bisa menggunakan Internet saya sangat menyarankan, mulai sekarang anda harus mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan Internet, bacalah dan pelajari serta praktekkan. Jangan pernah malu pada usia, bukankah tidak ada batasan usia untuk belajar?. Dan yang demikian itu niscaya akan menjadikan Perpustakaan anda akan lebih dikenal banyak orang. Dan andapun akan mendapatkan tambahan wawasan yang sangat berarti. Jika belum paham, mungkin anda bisa belajar pada orang-orang disekitar anda, yang paham betul tentang internet, dan asah terus kemampuan anda.

    Jangan pernah takut salah, belajarlah sesuai dengan apa yang anda butuhkan saat ini. Itu akan lebih terasa manfaatnya, dan teruslah pelajari tentang perkembangan dunia Internet. Sekali anda salah , maka itu akan menjadi pelajaran berharga dan menjadikan pengalaman baru untuk anda. Banyak diluaran, orang yang belajar otodidak, dan mereka bisa berhasil, karena terus mencoba dan belajar tanpa pernah takut untuk salah. Jadi, salah itu tidak selalu buruk, karena ini adalah proses untuk menjadi bisa.

    Saya juga terus belajar tentang Internet, karena perkembangan internet tidak akan mampu kita lawan, tapi kita harus memanfaatkan fasilitas Internet untuk membantu memperlancar kebutuhan kita. Untuk blog sendiri, saya mengelola beberapa blog yang memang saya tujukan untuk sarana publikasi serta sosialisasi. Masih saya ingat dengan  jelas dimana saat itu, saya masih menggunakan blog, tanpa mengolah atau mengubahnya ketampilan yang lebih menarik. Tapi alhamdulilah setelah belajar terus menerus, sekarang saya juga membantu beberapa teman-teman untuk membuatkan blog dengan tampilan menarik dan kadang juga dapat penghasilan dari jasa membuatkan blog orang lain.

INGAT KITA TIDAK AKAN BISA MELAWAN KEBUTUHAN AKAN INTERNET






  MEDIA CETAK

    Media cetak, bisa dimanfaatkan untuk sarana publikasi. Tapi untuk bisa masuk kemedia cetak masih menjadi hal yang agak sulit. Kita harus mencari media cetak yang menyediakan kolom untuk citizen jurnalis atau opini. Hal ini disebabkan tidak semua media cetak menyediakan kolom tersebut. Karena umumnya kolom mereka berisi tentang berita atau iklan.

    Untuk media cetak yang menyediakan kolom citizen jurnalis, anda bisa meliput kegiatan anda sendiri dan mengirimkannya melalui email ke media cetak yang dituju. Adapun caranya, anda harus mencari laman mereka di ineternet. Baca apasaja yang menjadi ketentuan mereka. Karena masing-masing media, berbeda atauran.

   Saran, jangan mengiklankan kegiatan anda, karena ini bisa menelan biaya yang cukup lumayan, tapi anda bisa mencoba cara yang sudah saya sebutkanpada paragrap atas. Adapun manfaat dari publikasi dimedia cetak. Saya akan tuturkan sedikit pengalaman pertama kali saya mengirimkan citizen jurnalis.

    Saat pertama saya mengirimkan citizen jurnalis, saya sangat merasa senang, karena tulisan saya yang acak kadut ternyata bisa kemuat di koran surya. Tapi itu juga dengan proses, bagaimana saya harus mencari apa itu world dan apa itu karakter. Untuk orang yang sudah mengenal world, menjadi hal yang biasa. Tapi untuk saya yang baru belajar, sudah menjadi hal yang sangat luar biasa.

     Dari pengalaman mengirmkan pertama kali itulah, akhirnya untuk kegiatan-kegiatan yang layak untuk publikasi, saya selalu mengirimkannya ke Koran Surya. Adapun manfaat yang saya rasakan secara langsung yaitu, ada orang yang peduli dan membantu saya. Padahal dia hanya membaca dari citizen Jurnalis yang saya kirimkan, dia lalu mencari profil saya di internet dan akhirnya mendapatkan kontak saya. Dia menelfon dan mengharapkan saya datang ketempatnya, kebetulan dia seorang pengusaha. aLHASIL DIA MENANYAKAN APA YANG ME




       





     

      membaca sangat identik dengan kaum atau orang-orang intelek dan terpelajar. Kesan ini melekat pada siapapun yang memiliki aktifitas membaca. Hal ini juga kerap melekat pada orang-orang yang suka membawa buku. Membaca merupakan suplemen atau multifitamin bagi otak, karena dengan membaca wawasan kita akan semakin luas dan otak kita juga bisa terasah dengan baik. Masih ragu akan manfaat dari membaca?


    Lalu apakah budaya baca kita dan penebarannya sudah sangat baik? saya rasa perlu lagi digencarkan. Menebarkan budaya baca, dimana menyangkut hajat hidup orang banyak, tidaklah selalu ada masyarakat atau kaum intelek itu sendiri memiliki greget untuk membumikan atau sekadar membaca. Membaca masih terlalu menjadi aktifitas yang melangit, begitupun penebarannya, masih banyak masyarakat awam yang tidak terfasilitasi budaya membacanya.

    Seminar tentang budaya baca, masih sangat sedikit sekali peminatnya, bahkan ini berlaku untuk di universitas. Ini berbeda dengan keika ada konser musik atau acara seminar lainnya. Padahal publikasi online dan ofline sudah dilakukan. Masih yakin budaya baca menjadi prioritas?

   Mungkin ada yang salah dengan diri kita, yang tidak memiliki kegemaran untuk membaca, atau bahkan tidak mau menularkan kegemaran budaya baca melalu penebaran buku-buku. Kita lebih sering memiliki bacaan bagus, dan itu hanya menjadi koleksi dan bacaan pribadi. Bukankah ketika koleksi bacaan kita dibaca orang lain, ini akan menimbulkan kesenangan dan kebahagiaan tersendiri? @tanya nurani. 

    Lihatlah kanan kiri atau kemanapun kita melangkah, apakah kita menemui orang yang sedang membaca? bukankah pemerintah lagi menggalakkan program budaya membaca?. kemanakah gaungnya, dan kemanakah pergerakannya? @tanya nurani mungkin masih banyak yang terlalu apatis.Sehingga kita jarang menemi yang demikian itu. 

Ayolah siapapun kita, kita bisa bahu membahu, memberikan kemanfaatan dengan menebarkan budaya baca, minimal dilingkungan kita sendiri, dengan cara kita sendiri, yang pasti ini akan bermanfaat sekali.

    Memang ada tantangan untuk para pengembang budaya baca? ya, dan sangat banyak, bergantung pada demografi wilayahnya. Ada yang kesulitan menambah koleksi buku. Ada masyarakat yang apatis. Ada pemimpin yang kurang bijak. Dan tentunya masih banyak serta beragam problematika yang dihadapi.


   Jika anda melihat pada link berikut mungkin sedikit akan memberikan gambaran pada anda betapa berat apa yang mereka hadapi. Dibubarkan atau diusir paksa, masih terjadi di negeri yang katanya budaya bacanya masih rendah. Lapak baca di bubarkan Tidak cukup sampai disitu, kadang mereka masih disepelekan, diabaikan dan dianggap menebarkan hal yang aneh oleh masyarakat sekitarnya. 

  Tantangan yang beragam ini, menjadi amunisi penyemangat bagi mereka yang sanggup dan bertahan untuk bisa melaluinya. Tapi juga bisa menghancurkan semangat mereka yang masih baru tumbuh. Oleh sebab itu, jangan heran jika anda temui relawan pengembang budaya baca yang pergerakannya tidak melebihi usia tanam jagung.

   Banyak permasalahan yang mereka hadapi. Mereka butuh support dan penyemangat serta dukungan dari banyak pihak. Mereka itu relawan, bukan pekerja yang bisa dituntut untuk mencapai hasil maksimal. Namun masih ada saja orang-orang yang belum bisa membedakan mana relawan dan mana pekerja, semua dianggap sama. 

    Sebatas pengetahuan saya, masih sedikit kaum terpelajar yang turut andil dan menjadi relawan penebar budaya baca guna menyebarkan buku-buku di pelosok-pelosok atau sudut-sudut keramaian. Justru peran seperti ini, kadang diambil alih mereka-mereka yang tingkat pendidikannya masih terbilang kurang, tapi para penebar ini peduli membantu pemerintah dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.

  Tugas menebarkan budaya baca, sangatlah berat. Banyak keterbatasan yang harus mereka lampaui. Jadi untuk anda yang berharap bisa atau merasa sangat mampu melebihi mereka, itu bisa dibilang harus dibktikan dulu, untuk anda yang masih bekerja dan berada di zona nyaman. Bayangkan berapa banyak waktu anda yang akan terkuras untuk menebarkan budaya ini, belum lagi urusan mengelola buku dan membuat serangkaian acara sebagai penopasng.


@support mereka@
Bukan hal gampang
Menebarkan budaya baca, melalui lapak-lapak yang digelar terutama ditempat-tempat publik atau fasum sangat tidaklah gampang. Terutama bagi mereka yang tidak memahami aturan tentang pemakaian dan peruntukan lokasi tersebut. Semisalkan di trotoar atau taman-taman kota.

Hal ini masih berlaku ketat tanpa ada kelonggaran, jika saat itu ada lapak baca yang di usir oknum tentara dan yang disini di usir oknum satpol PP. Sunguh dilema, di satu sisi pemerintah dengan menggunakan data Unesco mengatakan minat baca bangsa kita rendah, bahkan berada diurutan 60 dari 61 negara.

Ohhh tuhan betapa konyolnya budaya baca kita, namun, hati kecil saya masih kurang sepakat, dengan itu semua. Karena diluar sana beratus atau mungkin beribu dan berjuta pengembang budaya baca yang rela mengabdikan waktu, pemikiran dan harta benda mereka untuk meningkatkan budaya baca. Tapi disisi tempat yang lain, sebagaian pengembang budaya baca itu di usir, ohhh kebijakan brengsek apakah ini?.

Mungkin dalam lahan pengembangan budaya baca masih belum ada aktifis yang mumpuni, yang siap pasang dada dihadapan para oknum-oknum berseragam dan mengatas namakan tugas. Mereka berjuang, untuk kecerdasan generasi bangsanya. Bukan sekadar untuk ke eksisan semata atau bahan gaya-gayaan, tapi mereka melakukan itu dengan tulus.

Contoh-contoh itu hanya sebagian problem yang saya dengar, sebenarnya masih banyak masalah yang tidak muncul di permukaan. Dan itu tak kala besarnya, mereka berjuang melawan kebijakan yang tidak berpihak.

Ini bukanlah sekadar budaya baca yang menurut sebagian orang tidak terlalu penting. Seharusnya semua pemangku kebijakan bisa melihat dan menyikapi dengan lebih bijak lagi. Mereka para relawan jangan dibenturkan dan dipersulit dengan birokrasi yang jelimetisasi. Berikan mereka akses kemudahan karena itulah yang jadi suplemen bagi mereka.

Selamat berjuang untuk kawan-kawan pengembang budaya baca dimanapun berada, semoga tuhan memudahkan langkah kita semua.

Foto Fauzi Baim.